“Sesungguhnya Allah
tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni segala dosa yang selain
dari (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.”
(QS. An Nisa’: 48)
Syirik adalah
menyamakan selain Allah dengan Allah pada perkara yang merupakan hak
istimewa-Nya. Hak istimewa Allah seperti: Ibadah, mencipta, mengatur, memberi
manfaat dan mudharat, membuat hukum dan syariat dan lain-lainnya.
Syirik adalah
mensejajarkan selain Allah dengan Allah dalam hal–hal yang merupakan kekhususan
bagi Allah. Kekhususan Allah meliputi tiga hal rububiyah, uluhiyah, dan asma’
dan sifat.
Bentuk-bentuk Syirik
Bentuk-bentuk
Syirik dapat dibagi kedalam 3 bagian :
1) Syirik di dalam Al Uluhiyyah
Yaitu kalau seseorang menyakini bahwa ada
tuhan selain Allah yang berhak untuk disembah (berhak mendapatkan sifat-sifat
ubudiyyah). Yang mana Allah Subhanahuwa Ta’ala dalam berbagai tempat dalam
Kitab-Nya menyeru kepada hamba-Nya agar tidak menyembah atau beribadah kecuali
hanya kepada-Nya saja. Firman Allah Ta’ala :
“Wahai manusia
sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelummu
agar kamu bertakwa. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan
langit sebagai atap dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit lalu Dia
menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu karena
itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kamu
mengetahuinya.” (QS. Al Baqarah : 21-22)
Perintah Allah dalam ayat ini agar semua
manusia beribadah kepada Rabb mereka dan bentuk ibadah yang diperintahkan
antara lain syahadat, shalat, zakat, shaum, haji, sujud, ruku’, thawaf, doa,
tawakal, khauf (takut), raja’ (berharap), raghbah (menginginkan sesuatu), rahbah
(menghindarkan dari sesuatu), khusu’, khasyah, isti’adzah (berlindung),
istighatsah (meratap), penyembelihan, nadzar, sabar dan lain lain dari berbagai
macam ibadah yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Di sisi lain ada kerancuan yang terdapat di
kalangan umum dalam memahami ibadah. Mereka mengartikan ibadah dalam definisi
yang sempit sekali seperti shalat, puasa, zakat, haji. Ada pun yang lainnya
tidak dikategorikan di dalamnya. Sungguh indah perkataanSyaikhul Islam
Abul Abbas Ibnu Taimiyyah rahimahullah dalam mendefinisikan
ibadah, beliau berkata :
“Ibadah itu ialah
suatu nama yang mencakup semua perkara yang dicintai Allah dan diridhai-Nya,
apakah berupa perkataan ataupun perbuatan, baik dhahir maupun yang bathin.”
Inilah pengertian ibadah yang sesungguhnya,
yaitu meliputi segala perkara yang dicintai dan diridlai Allah, baik itu berupa
perkataan maupun perbuatan.
Hai manusia,
sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar
kamu bertakwa, ( QS. Al-baqoroh 21 )
Firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 21
di atas menyatakan sembahlah Rabb kamu, dimaksudkan untuk mendekatkan pemahaman
kepada semua manusia bahwa Ar Rabb yang wajib disembah adalah yang telah
menciptakanmu dan orang-orang sebelum kamu, yang menciptakan langit dan bumi
serta yang mampu menurunkan air (hujan) dari langit. Yang dengan air hujan itu
dihasilkan segala jenis buah-buahan sebagai rezeki bagi kalian agar kalian
mengetahui semua. Maka janganlah mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah dengan
menyembah dan meminta rezeki kepada selain-Nya. Apakah kalian tidak malu dan
berpikir bahwa Allah yang menghidupkan dan yang memberi rezeki kemudian kalian
tinggalkan untuk beribadah kepada selain-Nya?
Firman Allah Ta'ala :
“Dan mereka
menyembah selain Allah, sesuatu yang tak dapat memberi rezeki kepada mereka
sedikitpun dari langit dan bumi dan tidak berkuasa (sedikit jua pun). Maka
janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah. Sesungguhnya Allah
mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. An Nahl : 73-74)
2) Syirik Di Dalam Ar
Rububiyyah
Yaitu jika seseorang meyakini bahwa ada
selain Allah yang bisa menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan atau
mematikan, dan yang lainnya dari sifat-sifat ar rububiyyah. Orang-orang seperti
ini keadaannya lebih sesat dan lebih jelek daripada orang-orang kafir
terdahulu.
Orang-orang terdahulu beriman dengan tauhid
rububiyyah namun mereka menyekutukan Allah dalam uluhiyyah. Mereka meyakini
kalau Allah satu-satunya Pencipta alam semesta namun mereka masih tetap berdoa,
meminta pada kuburan-kuburan seperti kuburan Latta. Sebagaimana Allah kisahkan
tentang mereka :
Dan sesungguhnya
jika kamu tanyakan kepada mereka : “Siapakah yang menjadikan langit dan bumi
dan menundukkan matahari dan bulan?” Tentu mereka akan menjawab : “Allah.” Maka
betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar). (QS. Al Ankabut :
61)
Firman Allah Ta’ala :
Dan sesungguhnya
jika kamu tanyakan kepada mereka : “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?”
Tentu mereka akan menjawab : “Allah.” Katakanlah : “Segala puji bagi Allah.”
Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahuinya. (QS. Luqman : 25)
Ayat-ayat ini semua menunjukkan kalau
orang-orang musyrik terdahulu mengakui Allah-lah satu-satunya pencipta yang
menciptakan langit dan bumi, yang menghidupkan dan mematikan, yang menurunkan
hujan dan seterusnya. Akan tetapi mereka masih memberikan peribadatan kepada
yang lainnya. Maka bagaimanakah dengan orang-orang yang tidak menyakini sama
sekali kalau Allah-lah Penciptanya atau ada tuhan lain yang menciptakan, menghidupkan,
dan mematikan, yang menurunkan hujaan dan seterusnya atau ada yang serupa
dengan Allah dalam masalah-masalah ini. Tentu yang demikian lebih jelek lagi.
Inilah yang dimaksud syirik dalam rububiyah.
3) Syirik Di Dalam Al Asma’ wa Ash Shifat
3) Syirik Di Dalam Al Asma’ wa Ash Shifat
Yaitu kalau seseorang mensifatkan sebagian
makhluk Allah dengan sebagian sifat-sifat Allah yang khusus bagi-Nya.
Contohnya, menyakini bahwa ada makhluk Allah yang mengetahui perkara-perkara
ghaib.
Firman Allah Ta?ala :
(Dia adalah Tuhan)
yang mengetahui yang ghaib. Maka Dia tidak memperlihatkan
kepada seorang pun
tentang yang ghaib itu.? (QS. Al Jin : 26)
JENIS-JENIS SYIRIK
1. Syirik Akbar
Syirik ini menjadi penyebab keluarnya
seseorang dari agama Islam, dan orang yang bersangkutan jika meninggal dalam
keadaan demikian, akan kekal di dalam neraka.
Hakikat syirik akbar adalah memalingkan salah satu jenis ibadah kepada selain Allah! Seperti :
- memohon dan taat kepada selain Allah
- bernadzar untuk
selain AllahHakikat syirik akbar adalah memalingkan salah satu jenis ibadah kepada selain Allah! Seperti :
- memohon dan taat kepada selain Allah
- takut kepada mayat, kuburan, jin, setan disertai keyakinan bahwa hal-hal tersebut dapat memberi bahaya dan mudharat kepadanya
- memohon perlindungan kepada selain Allah, seperti meminta perlindungan kepada jin dan orang yang sudah mati
- mengharapkan sesuatu yang tidak dapat diwujudkan kecuali oleh Allah
- seperti meminta hujan kepada pawang, meminta penyembuhan kepada dukun dengan keyakinan bahwa dukun itulah yang menyembuhkannya, mengaku mengetahui perkara ghaib, menyembelih hewan kurban yang ditujukan untuk selain Allah.
Macam-macam Syirik Besar
a. Syirik dalam berdoa
Yaitu meminta kepada selain Allah,
disamping meminta kepada-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam
kitab-Nya (yang terjemahannya):
“Dan orang-orang yang kamu seru
selain Allah tiada mempunyai apa-apa meskipun setipis kulit ari. Jika kamu
meminta kepada mereka, mereka tiada mendengar seruanmu, dan kalau mereka
mendengar mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. (QS. Faathir: 13-14)
b. Syirik dalam sifat Allah
Seperti keyakinan bahwa para
nabi dan wali mengetahui perkara-perkara ghaib. Allah Ta’ala telah
membantah keyakinan seperti itu dengan firman-Nya (yang terjemahannya):
“Dan pada sisi
Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib, tidak ada yang mengetahuinya kecuali
dia sendiri.” (QS. Al-An’am : 59). Lihat QS. Al-Jin: 26-27.
Pengetahuan tentang hal yang ghaib
merupakan salah satu hak istimewa Allah, menisbatkan hal tersebut kepada
selain-Nya adalah syirik akbar.
c. Syirik dalam Mahabbah (kecintaan)
Mencintai seseorang, baik wali atau lainnya
layaknya mencintai Allah, atau menyetarakan cinta-nya kepada makhluk dengan
cintanya kepada Allah Ta’ala. Mengenai hal ini Allah Ta’ala berfirman (yang
terjemahannya):
“Dan di antara
manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka
mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah, adapun orang-orang yang
beriman sangat cinta kepada Allah. (QS. Al-Baqarah: 165).
Mahabbah dalam ayat ini adalah
mahabbatul ubu-diyah (cinta
yang mengandung unsur-unsur ibadah), yaitu cinta yang dibarengi dengan
ketundukan dan kepatuhan mutlak serta mengutamakan yang dicintai daripada yang
lainnya. Mahabbah seperti ini adalah hak istimewa Allah, hanya Allah yang
berhak dicintai seperti itu, tidak boleh diperlakukan dan disetarakan
dengan-Nya sesuatu apapun.
d. Syirik dalam ketaatan
Yaitu ketaatan kepada makhluk, baik wali
ataupun ulama dan lain-lainnya, dalam mendurhakai Allah Ta’ala. Seperti
mentaati mereka dalam menghalal-kan apa yang diharamkan Allah Ta’ala, atau mengharamkan
apa yang dihalalkan-Nya.
Mengenai hal ini
Allah Subhanahu wa Ta ala berfirman (yang terjemahannya) : Mereka menjadikan
orang-orang alim, dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah. (QS.
At-Taubah: 31).
Taat kepada ulama dalam hal kemaksiatan
inilah yang dimaksud dengan menyembah berhala mereka! Berkaitan dengan ayat
tersebut di atas, Rasulullah SAW menegaskan (yang terjemahannya): Tidak ada
ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada al-Khaliq (Allah). (Hadits
Shahih, diriwayatkan oleh Ahmad).
e. Syirik khauf (takut)
Jenis-jenis takut :
1. Khauf Sirri; yaitu takut
kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, berupa berhala, thaghut, mayat,
makhluk gahib seperti jin, dan orang-orang yang sudah mati, dengan keyakinan
bahwa mereka dapat menimpakan mudharat kepada makhluk. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman (yang terjemahannya): Janganlah kamu takut kepada
mereka, takutlah kamu kepada-Ku jika kamu benar-benar orang beriman.(QS. Ali
Imran: 175).
2. Takut
yang menyebabkan seseorang meninggalkan kewajibannya, seperti: Takut
kepada seseorang sehingga menyebabkan kewajiban ditinggalkan. Takut seperti in
hukumnya haram, bahkan termasuk syirik ashghar (syirik kecil). Berkaitan dengan
hal tersebut Rasulullah SAW bersabda (yang terjemahannya):
“Janganlah seseorang dari kamu
menghinakan dirinya!” Shahabat bertanya: Bagaimana mungkin seseorang
menghinakan dirinya sendiri? Rasulullah bersabda: “Yaitu ia melihat hak Allah
yang harus ditunaikan, namun tidak ditunaikannya! Maka Allah akan berkata
kepadanya di hari kiamat: Apa yang mencegahmu untuk mengucapkan begini dan
begini?”.
Ia menjawab: “Karena takut kepada
manusia!”. Allah berkata: “Seharusnya hanya kepadaKu saja engkau takut”. (HR.
Ibnu Majah dari Abu Said al Khudry, Shahih).
3. Takut secara tabiat, takut yang
timbul karena fitrah manusia seperti takut kepada binatang buas, atau kepada
orang jahat dan lain-lainnya. Tidak termasuk syirik, hanya saja seseorang
janganlah terlalu didominasi rasa takutnya sehingga dapat dimanfaatkan setan
untuk menyesatkannya.
f. Syirik hulul
Percaya bahwa Allah menitis kepada
makhluk-Nya. Ini adalah aqidah Ibnu Arabi (bukan Ibnul Arabi, beliau adalah
ulama Ahlus Sunnah) dan keyakinan sebagian kaum Sufi yang ekstrem.
g. Syirik Tasharruf
Keyakinan bahwa sebagian para wali memiliki
kuasa untuk bertindak dalam mengatur urusan makhluk. Keyakinan seperti ini
jelas lebih sesat daripada keyakinan musyrikin Arab yang masih meyakini Allah
sebagai Pencipta dan Pengatur alam semesta.
h. Syirik Hakimiyah
Termasuk syirik hakimiyah adalah membuat
undang-undang yang betentangan dengan syariat Islam, serta membolehkan
diberlakukannya undang undang tersebut atau beranggapan bahwa hukum Islam tidak
sesuai lagi dengan zaman. Yang tergolong musyrik dalam hal ini adalah para
hakim yang membuat dan memberlakukan undang-undang, serta orang-orang yang
mematuhinya, jika meyakini kebenaran UU tersebut dan rela dengannya.
i. Syirik tawakkal
Tawakkal ada tiga jenis:
- Tawakkal dalam perkara yang hanya mampu
dilaksanakan oleh Allah saja. Tawakkal jenis ini harus diserahkan kepada Allah
semata, jika seseorang menyerahkan atau memasrahkannya kepada selain Allah,
maka ia termasuk Musyrik.
- Tawakkal dalam perkara yang mampu
dilaksanakan para makhluk. Tawakkal jenis ini seharusnya juga diserahkan kepada
Allah, sebab menyerahkannya kepada makhluk termasuk syrik ashghar.
- Tawakkal dalam arti kata mewakilkan
urusan kepada orang lain dalam perkara yang mampu dilaksanakannya. Seperti
dalam urusan jual beli dan lainnya. Tawakkal jenis ini diperbolehkan, hanya
saja hendaklah seseorang tetap bersandar kepada Allah Subhanahu wa Taala,
meskipun urusan itu diwakilkan kepada makhluk.
j. Syirik niat dan maksud
Yaitu beribadah dengan maksud mencari
pamrih manusia semata, mengenai hal ini Allah Subhanahu wa Taala berfirman
(yang terjemahannya):
“Barang siapa
menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepadanya
balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna, dan mereka di dunia tidak
akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak akan memperoleh di akhirat
kecuali neraka, dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di
dunia, dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan”. (QS. Hud: 15-16).
Syirik jenis ini banyak menimpa kaum
munafiqin yang telah biasa beramal karena riya.
k. Syirik dalam Hal Percaya Adanya
Pengaruh Bintang dan Planet terhadap Berbagai Kejadian dan Kehidupan Manusia.
Dari Zaid bin Khalid Al Juhani, ia berkata:
Rasulullah SAW bersabda (yang terjemahannya): Allah berfirman: “Pagi ini di
antara hambaku ada yang beriman kepada-Ku dan ada pula yang kafir. Adapun orang
yang berkata, kami diberi hujan dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, maka dia
beriman kepada-Ku dan kafir terhadap bintang. Adapun orang yang berkata: Hujan
itu turun karena bintang ini dan bintang itu maka dia telah kufur kepada-Ku dan
beriman kepada bintang”. (HR, Bukhari).
Lihat Fathul Bary, 2/333).
Termasuk dalam hal ini adalah mempercayai
astrologi (ramalan bintang) seperti yang banyak kita temui di koran dan
majalah. Jika ia mempercayai adanya pengaruh bintang dan planet-planet
terse-but maka dia telah musyrik. Jika ia membacanya sekedar untuk hiburan maka
ia telah melakukan perbuatan maksiat dan dosa. Sebab tidak dibolehkan mencari
hiburan dengan membaca hal-hal syirik. Disamping setan terkadang berhasil
menggoda jiwa manusia sehingga ia percaya kepada hal-hal syirik tersebut. Maka,
membacanya termasuk sarana dan jalan menuju kemusyrikan.
Kisah Seputar Syirik Besar
Masuk Neraka karena seekor lalat
Thariq bin Syihab menuturkan
bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda (yang terjemahannya):
Ada seseorang masuk surga karena seekor lalat, dan ada seseorang masuk neraka
karena seekor lalat pula. Para shahabat bertanya: Bagaimana hal itu, ya
Rasulul-lah? Beliau menjawab: Ada dua orang berjalan melewati suatu kaum yang
mempunyai berhala, yang mana tidak seorang pun melewati berhala itu sebelum
mempersembahkan kepadanya suatu kurban.
Ketika itu, berkatalah mereka kepada salah
seorang dari kedua orang tersebut: Persembahkanlah kurban kepadanya! Dia
menjawab: Aku tidak mempunyai sesuatu yang dapat kupersem-bahkan kepadanya.
Mereka pun berkata kepadanya lagi: Persembahkan sekalipun seekor lalat. Lalu
orang itu mempersembahkan seekor lalat, mereka pun memperkenankan dia untuk
meneruskan perjalanan.
Maka dia masuk neraka karenanya. Kemudian
berkatalah mereka kepada seorang yang lain: Persembahkanlah kurban kepadanya.
Dia menjawab: Aku tidak patut mempersembahkan sesuatu kurban kepada selain
Allah ‘Azza wa Jalla. Kemudian mereka memenggal lehernya, karenanya orang ini
masuk surga. (HR. Imam Ahmad).
Dan termasuk penyembelihan jahiliyah yang
terkenal di zaman kita sekarang ini- adalah menyembelih untuk jin. Yaitu
manakala mereka membeli rumah atau membangunnya, atau ketika menggali sumur
mereka menyembelih di tempat tersebut atau di depan pintu gerbangnya sebagai
sembelihan (sesajen) karena takut dari gangguan jin. (Lihat Taisirul Azizil
Hamid, hal. 158).
2. Syirik Ashghar
Yaitu setiap ucapan atau perbuatan yang
dinyatakan syirik oleh syara tetapi tidak mengeluarkan dari agama. Ia merupakan
dosa besar yang dapat mengantarkan kepada syirik akbar.
Macam-macam syirik asghar:
a. Zhahir (nyata)
Berupa ucapan: Rasulullah SAW bersabda (yang
terjemahannya): “Barangsiapa yang bersumpah dengan selain nama Allah, maka ia
telah berbuat syirik”. (HR. Ahmad, Shahih).
Dan sabda Nabi SAW yang lain (yang
terjemahannya): “Janganlah kamu berkata: Atas kehendak Allah dan kehendak
Fulan. Tapi katakanlah: Atas kehendak Allah , kemudian kehendak Fulan”. (HR.
Ahmad, Shahih).
Berupa amalan, seperti: Memakai gelang,
benang, dan sejenisnya sebagai pengusir atau penangkal mara bahaya, jika ia
meyakini bahwa benda-benda tersebut hanya sebagai sarana tertolak atau
tertangkalnya bala. Namun bila dia meyakini bahwa benda-benda itulah yang
menolak dan menangkal bala, hal itu termasuk syirik akbar. Imran bin Hushain
radiallahu anhu menuturkan, bahwa Nabi SAW melihat seorang laki-laki terdapat
di tangannya gelang kuningan, maka beliau bertanya (yang terjemahannya):
“Apakah ini?”.
Orang itu menjawab: Penangkal sakit. Nabi
pun bersabda: “Lepaskan itu karena dia hanya akan menambah kelemahan pada
dirimu; sebab jika kamu mati sedang gelang itu masih ada pada tubuhmu, kamu tidak
akan beruntung selama-lamanya”. (HR. Imam Ahmad dengan sanad yang bisa
diterima).
Dan riwayat Imam Ahmad pula dari Uqbah bin
Amir dalam hadits marfu (yang terjemahannya): Barang siapa menggantungkan
tamimah, semoga Allah tidak mengabul-kan keinginannya; dan barang siapa
menggantungkan wadaah, semoga Allah tidak memberi ketenangan pada dirinya.
Disebutkan dalam riwayat lain: Barang siapa menggantungkan tamimah, maka dia
telah berbuat syirik.(Tamimah adalah sesuatu yang dikalungan di leher anak-anak
sebagai penangkal atau pengusir penyakit, pengaruh jahat yang disebabkan rasa
dengki seseorang dan lain sebagainya. Wadaah adalah sejenis jimat).
b. Khafi (tersembunyi); syirik yang
bersumber dari amalan hati, berupa riya, sumiah dan lain-lainnya.
BAHAYA SYIRIK
1. Syirik Ashghar (tidak
mengeluarkan dari agama).
a. Merusak amal yang tercampur
dengan syirik ashghar.
Dari Abu Hurairah radiallahu anhu marfu (yang
terjemahannya): Allah berfirman: “Aku tidak butuh sekutu-sekutu dari kalian,
barang siapa yang melakukan suatu amalan yang dia menyekutukan-Ku padanya
selain Aku, maka Aku tinggalkan dia dan persekutuannya”. (Riwayat Muslim, kitab
az-Zuhud 2985, 46).
b. Terkena ancaman dari dalil-dalil
tentang syirik,
karena salaf menggunakan setiap dalil yang berkenaan dengan syirik akbar untuk
syirik ashghar. (Lihat al-Madkhal, hal 124).
c. Termasuk dosa besar yang
terbesar.
2. Syirik Akbar
a. Kezhaliman terbesar.
Firman Allah Ta’ala (yang terjemahannya):
“Sesungguhnya syirik itu kezhaliman yang besar”. (QS. Luqman: 13).
b. Menghancurkan seluruh amal.
Firman Allah Ta’ala (yang terjemahannya):
“Sesungguhnya jika engkau berbuat syirik, niscaya hapuslah amalmu, dan
benar-benar engkau termasuk orang yang rugi”. (QS. Az-Zumar: 65).
c. Jika meninggal dalam keadaan
syirik, maka tidak akan diampuni oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Firman Allah Ta’ala (yang
terjemahannya):Sesungguhnya, Allah tidak akan mengampuni jika disekutukan, dan
Dia akan mengampuni selain itu (syirik) bagi siapa yang (Dia) kehendaki. (QS.
An-Nisa: 48, 116).
d. Pelakunya diharamkan masuk surga.
Firman Allah Ta’ala (yang terjemahannya):
“Sesungguhnya barang siapa menyekutukan Allah, maka pasti Allah mengharamkan
jannah baginya dan tempatnya adalah neraka, dan tidak ada bagi orang-orang
zhalim itu seorang penolong pun”. (QS. Al-Maidah: 72).
e. Kekal di dalam neraka.
Firman Allah Ta’ala (yang terjemahannya):
“Sesungguhnya orang kafir, yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan
masuk) ke neraka jahannam, mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah
seburuk-buruk makhluk”. (QS. Al-Bayyinah: 6).
f. Syirik adalah dosa paling besar.
Firman Allah Ta’ala (yang terjemahannya):
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia,
dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu. Bagi siapa yang
mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat
sejauh-jauhnya”. (QS. An-Nisa: 116).
g. Perkara pertama yang diharamkan
oleh Allah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (yang
terjemahannya): “Katakanlah: Rabbku hanya mengharamkan perbuatan yang keji,
baik yang nampak ataupun ter-sembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak
manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan
sesuatu yang Allah tidak menu-runkan hujjah untuk itu dan (meng-haram-kan) mengada-adakan
terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui”. (QS. Al-Araaf: 33).
h. Dosa pertama yang diharamkan oleh
Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Lihat Quran surah Al-Anaam: 151.
Katakanlah: “Marilah kubacakan apa
yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan
sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan
janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan
memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan
yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah
kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu
(sebab) yang benar” Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu
memahami(nya).
( Qs. Al-Anam )
i. Pelakunya adalah orang-orang
najis (kotor) akidahnya.
Allah Ta’ala berfirman (yang
terjemahannya): “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang musyrik
itu najis”. (QS. At-Taubah: 28).
Wallahu’alam Bii
Shawab
Sumber :
- Kitab Tauhid
(terjemah) Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At Tamimi- Dosa-Dosa yang Dianggap Biasa (terjemah), Syaikh Muhammad bin Shalih al Munajjid.
- Majalah As-Sunnah 09/IV/1421/2000.
- Dan sumber lainnya
Semoga Bermanfaat :)
Sumber : http://www.ikhwanmuslim.or.id
No comments:
Post a Comment